Hawa Dingin Kalender Deadline
3 min readBagaimana rasanya menjalani hiruk pikuk kuliah online yang sudah berjalan selama satu bulan lebih? Melihat jajaran kalender sister yang penuh warna merah seperti antrian sembako ini, membuat sebagian besar mahasiswanya merasakan yang namanya sambat. Otak yang selalu dibombardir oleh tumpukan tugas yang bertubi-tubi membuat mahasiswanya jenuh dan mengeluh.
Pembelajaran via online ini diharuskan terjadi karena adanya pandemi Covid-19 yang belum juga reda, episodenya panjang. Kayak sinetron Cinta Fitri. Tetapi, semua ini pasti akan berakhir. Kuliah yang biasanya tatap muka secara langsung, kini dialihkan melalui tatap layar laptop ataupun handphone. Berbagai aplikasi dimanfaatkan sebagai media sarana pembelajaran, seperti BigBlueButton yang sering kita pakai, zoom, google meet dan lain sebagainya. Berdasarkan survei sebanyak 34,9% mahasiswa Universitas Jember (Unej) sering melakukan kuliah online via aplikasi zoom. Hasil ini terbilang terbesar kedua penggunaan terbanyak setelah BigBlueButton.
Tapi, tahu gak sih kalian bahaya di balik penggunaan zoom tersebut? Banyak informasi dari berbagai media sosial, contohnya saja twitter yang mengungkap dark side dari zoom ini. Hal ini diperkuat dengan tulisan Putri Zakia Salsabila yang dimuat di kompas.com yang menerangkan bahwa aplikasi ini dapat mengetahui informasi pribadi kita yang tercantum dalam akun e-mail. Aplikasi berbahaya ini dapat mengendus dan menerobos akun e-mail pribadi kita.Ngeri gak sih? Sama ngerinya pas dapet kuis dadakan di pagi buta. Melihat bahaya yang seperti ini, masih ada saja dosen yang tetap melakukan kuliah online via aplikasi zoom. Padahal kan banyak aplikasi sejenis yang jauh lebih aman.
Lagi-lagi hasil survei bilang sebanyak 39,8% dari 82 mahasiswa menilai pembelajaran via online ini tidak efektif. Alasannya mulai dari banyak materi yang membutuhkan praktik secara langsung, gangguan suara ketika presentasi, sistem yang rewel, banyak tugas daripada penjelasan materi dan masih banyak lagi. Ya, untuk sementara ini kita menjalin long distance assignments
Berbicara soal serba-serbi kuliah online, masing-masing mata kuliah (matkul) membebani setiap mahasiswanya dengan adanya asupan tugas penurun imun. Matkul yang diampu oleh 2-4 dosen ini, membuat dimana tiada hari tanpa tugas. Masing-masing dosen sama-sama memberikan tugas dalam satu matkul. Banyak? overdosis malah. Porsi tugas yang berlebihan ini membuat jam tidur mahasiswa berkurang, belum lagi besoknya ada kuliah pagi. Balik kampus bisa-bisa menjadi mata panda nih. Setelah gerah menghadapi tugas yang berkepanjangan, muncul surat edaran kebijakan Media Manajemen Pembelajaran (MMP) nomor 6030/UN25/LL/2020 yang membatasi porsi tugas. Matkul yang memiliki bobot 2 SKS maksimum tugasnya yakni 4 tugas mandiri dan 2 tugas kelompok. Sedangkan pada matkul 3 SKS, tugas mandiri maksimum 5 dan tugas kelompok maksimum 2.
Munculnya surat edaran ini sebagai hawa dingin dalam mengatasi kegerahan yang dialami mahasiswa selama ini. Tapi sayang seribu sayang, masih ada aja dosen yang belum paham terhadap kebijakan ini sehingga, mahasiswanya tetap saja dicekoki jamu manis ini. 68,3% mahasiswa pun berkata demikian, mereka menganggap bahwa porsi tugas perkuliahan online yang diberikan tidak sesuai dengan surat edaran kebijakan tersebut. Sebagian matkul lain sudah ada yang pas. Cukup, tidak kurang dan tidak lebih. Setidaknya kita bisa merasakan udara segar dari adanya keringanan ini, walaupun tetap agak terasa sesak. Memasuki bulan Mei, apakah momok kalender merah ini akan tetap ada? Mari kita lihat nanti.
Penulis : Nandita Rani Nareswari
Editor : Erlita Diah Salsahbila dan Lara Putri Kartika Dewi